Separate Ways

Kita terdiam…

“Kamu ngomong dong.”

“Kenapa ga kamu aja yang ngomong?” ku mulai memainkan hapeku.

Kembali terdiam…

“Kamu kan biasanya rame, kok sekarang malah jadi gagu gitu?” dia makin tidak sabar.

“Apakah salah kalau saat ini aku hanya ingin diam, berdiri di sini, menatapmu, mengagumimu?” hape kumasukkan ke saku.

“Sekarang katakan, mau kamu apa?” terlihat dia menahan air mata.

“Aku hanya ingin memastikan apa yang kita miliki nyata.”

Matanya memerah, “percayalah itu semua nyata adanya.”

“Walau sesaat?” tanyaku lembut.

Diapun mengangguk.

We will never be the same

Lagi, dia mengangguk

“Maaf, aku harus kembali” dia berbalik.

Dengan anggun, berjalan…menuju pernikahannya.